KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Hadiri Forum Bea Cukai BRICS, DJBC Bahas Aspek Ini

Aurora K. M. Simanjuntak
Senin, 20 Oktober 2025 | 17.15 WIB
Hadiri Forum Bea Cukai BRICS, DJBC Bahas Aspek Ini
<table style="width:100%"> <tbody> <tr> <td> <p>Ilustrasi.</p> </td> </tr> </tbody> </table>

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) turut berpartisipasi dalam forum multilateral BRICS Customs Experts Meeting dan BRICS Head of Customs Meeting di Manaus, Brasil.

Direktur Kerja Sama Internasional Kepabeanan dan Cukai DJBC Anita Iskandar menjelaskan forum ini mendiskusikan sejumlah aspek, mulai dari penguatan kemitraan, penegakan hukum, hingga inisiatif global seperti green customs.

"Agenda utama mencakup penguatan kemitraan dan kerja sama kepabeanan dengan fokus pada isu-isu strategis yaitu penegakan hukum, green customs, Mutual Recognition Arrangements on Authorized Economic Operator (MRA AEO), digitalisasi, dan pengembangan kapasitas," kata Anita dalam keterangan resmi, Senin (20/10/2025).

Anita memaparkan dalam forum tersebut, DJBC juga menyampaikan kebijakan strategis dalam mengelola sumber daya manusia serta strategi menghadapi pertumbuhan pesat e-commerce. Dia menyebut salah satu capaian konkret DJBC ialah pengungkapan 2.000 kilogram sabu di Batam pada 2025.

Dia menerangkan penindakan ini merupakan hasil dari implementasi kebijakan pelatihan dan kerja sama internasional dengan mitra strategis, seperti World Customs Organization (WCO) dan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC).

DJBC juga menekankan pentingnya memitigasi risiko hilangnya penerimaan negara akibat penyelundupan melalui kiriman bernilai rendah. Sebagai mitigasi, DJBC akan menyederhanakan prosedur, mengatur batas de minimis, memanfaatkan sistem digital, menguatkan manajemen risiko, serta membangun kemitraan dengan para pelaku e-commerce.

"Ke depan, kami berfokus memperkuat kemitraan lintas sektor sekaligus meningkatkan kapasitas petugas di lapangan," imbuh Anita.

Melalui forum BRICS, Anita menyampaikan DJBC berkomitmen untuk ikut berkontribusi pada tata kelola perdagangan internasional yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.

"Sinergi antara diplomasi ekonomi, reformasi kelembagaan, dan kolaborasi internasional diharapkan mampu menghadirkan layanan kepabeanan dan cukai Indonesia yang modern, transparan, berintegritas, dan berdaya saing global," tutupnya.

Sebagai tambahan informasi, BRICS adalah organisasi antarpemerintah yang beranggotakan 11 negara yang mencakup Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS sejak 1 Januari 2025. (dik)

Editor : Dian Kurniati
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.