JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berpandangan tax ratio akan naik bila pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh aktivitas swasta, bukan proyek pemerintah.
Menurut Purbaya, tax ratio bisa mencapai 12,5% bila perekonomian digerakkan oleh aktivitas ekonomi dari sektor swasta. Hal ini telah terjadi pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Dari situ saja saya bisa dapat Rp110 triliun lebih tahun depan hampir otomatis tanpa ngapa-ngapain dengan cara menghidupkan sektor swasta saja," ujar Purbaya, dikutip pada Jumat (17/10/2025).
Purbaya mengatakan kini dirinya sedang berfokus melakukan perbaikan pada jajaran Ditjen Pajak (DJP) dan Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak.
Menurut Purbaya, ada stick and carrot yang disiapkan untuk mendorong perbaikan tersebut.
"Saya bilang ke jajaran pajak saya, saya lupain yang belakang-belakang, kita fokus ke depan. Kalau Anda bisa naikin tax ratio sampai level yang cukup baik, saya akan minta bonus ke presiden. Sama dengan bea cukai. Tapi kalau di bawah, siap-siap aja lu," ujar Purbaya.
Purbaya berpandangan sesungguhnya banyak orang baik yang bekerja di otoritas perpajakan. Sayangnya, orang-orang baik tersebut biasanya cenderung terpinggirkan.
"Saya percaya mereka sebetulnya banyak orang baik juga, cuma orang baiknya biasanya di pinggir. Saya akan masukin yang baik ke tengah supaya lebih berperan di pengumpulan pajak kita," ujar Purbaya.
Sebagai informasi, Purbaya berpandangan perekonomian nasional mampu bertumbuh pesat pada era pemerintahan SBY berkat tingginya pertumbuhan uang primer (M0). Tingginya M0 mendorong pertumbuhan kredit dan meningkatkan aktivitas ekonomi swasta.
"Zamannya Pak SBY, private sector yang hidup, government-nya santai-santai saja. Makanya Anda lihat rasio utangnya turun terus," ujar Purbaya.
Sebaliknya, perekonomian pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih didorong oleh inisiatif pembangunan infrastruktur, sedangkan sektor swasta sulit berekspansi akibat rendahnya pertumbuhan M0.
Purbaya berkeyakinan pertumbuhan M0 diperlukan untuk meningkatkan penyaluran kredit, menekan cost of fund, serta meningkatkan konsumsi dan investasi.
"Zaman Pak Jokowi, real sector-nya hampir enggak tumbuh, sementara government sector-nya jalan," ujar Purbaya. (dik)