PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL

ADB Koreksi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 dan 2026

Muhamad Wildan
Selasa, 30 September 2025 | 10.45 WIB
ADB Koreksi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 dan 2026
<p>Ilustrasi.</p>

MANILA, DDTCNews - Asian Development Bank (ADB) mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, baik untuk tahun ini maupun tahun depan. Perubahan tersebut tercantum dalam Asian Development Outlook (ADO) edisi September 2025.

Berdasarkan laporan tersebut, ADB memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 4,9% pada tahun ini, lebih rendah ketimbang proyeksi sebelumnya sebesar 5%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2026 juga dikoreksi turun dari awalnya sebesar 5,1% menjadi 5%.

"Lemahnya pertumbuhan ekonomi global akan memengaruhi perdagangan. Meski begitu, permintaan domestik akan terus memberikan dukungan pada perekonomian," tulis ADB dalam laporan, dikutip pada Selasa (30/9/2025).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga didukung percepatan belanja negara dan peningkatan defisit anggaran pada paruh kedua 2025. Merujuk pada laporan semester I APBN/2025, defisit anggaran diproyeksikan naik dari 2,5% menjadi 2,8%.

ADB menilai belanja negara pada 2026 akan memberikan daya ungkit terhadap ekonomi Indonesia mengingat sebagian besar anggaran difokuskan pada program yang menyasar pada pengembangan SDM, serta pemberantasan kemiskinan dan ketimpangan.

Menurut ADB, Indonesia juga bisa meningkatkan potensi pertumbuhan ekonominya bila pemerintah mampu mengurangi hambatan-hambatan investasi.

Indonesia perlu menghilangkan hambatan tersebut guna mendukung daya saing investasi, mengerek produktivitas perusahaan, dan memperluas penciptaan lapangan kerja di berbagai sektor termasuk sektor padat karya.

"Daya saing yang kuat akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan penciptaan lapangan kerja di tengah hambatan eksternal," tulis ADB.

Terkait dengan inflasi, ASB memperkirakan sebesar 1,7% pada tahun ini. Tahun depan, inflasi akan mencapai 2%. Stabilnya inflasi ini memberikan ruang kepada otoritas moneter untuk menerapkan kebijakan yang lebih akomodatif. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.