ABUJA, DDTCNews - Presiden Nigeria Bola Tinubu memutuskan untuk mengenakan bea masuk sebesar 15% atas impor bensin dan solar.
Juru bicara kepresidenan Sunday Dare mengatakan pengenaan bea masuk atas impor bensin dan solar ini menjadi bagian dari upaya mempercepat kemandirian energi. Seiring dengan pembangunan kilang baru di Nigeria, kebutuhan minyak akan bisa segera dipenuhi dari dalam negeri.
"Kebijakan baru ini dirancang untuk mendorong produksi di dalam negeri, meningkatkan kapasitas domestik, dan memastikan bahwa kekayaan minyak Nigeria menghasilkan kemakmuran nasional," katanya, dikutip pada Rabu (5/11/2025).
Dare menegaskan keputusan mengenakan bea masuk atas impor bensin dan solar tidak akan menambah beban kepada rakyat. Sebaliknya, kebijakan ini justru merupakan jembatan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.
Dia menjelaskan pengenaan bea masuk akan membuat bahan bakar impor sebagai kurang kompetitif sehingga mendorong produksi minyak dari kilang lokal. Seiring dengan peningkatan produksi minyak dari kilang lokal dan menguatnya pasokan, harga bensin diperkirakan akan menurun.
Selain itu, kebijakan ini juga diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan investasi, dan memperkuat aktivitas industri.
"Oleh karena itu, kebijakan ini bukanlah beban, melainkan jembatan dari ketergantungan menuju kemandirian, dari kerentanan menuju kekuatan," ujarnya dilansir dailypost.ng.
Selama bertahun-tahun, Nigeria sangat bergantung pada bahan bakar impor walaupun menjadi produsen minyak mentah terkemuka. Kondisi ini menyebabkan cadangan devisa terkuras dan merugikan perekonomian negara.
Sementara itu, Pemimpin Kongres di Negara Bagian Delta Ayiri Emami khawatir pengenaan bea masuk atas impor bensin dan solar akan berdampak negatif pada rakyat Nigeria. Harga bensin yang saat ini senilai NGN950 (sekitar Rp11.000) dan NGN960 (Rp11.130) per liter diperkirakan bisa melonjak hingga lebih dari NGN1.000 (Rp11.600) per liter ketika bea masuk berlaku. (dik)
