JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan penempatan uang negara senilai Rp200 triliun di bank-bank BUMN atau Himbara telah meningkatkan likuiditas perekonomian.
Meningkatnya likuiditas perekonomian tecermin pada uang primer (M0) dan uang beredar dalam arti luas (M2) yang bertumbuh pada September 2025.
"Likuiditas perekonomian juga meningkat sejalan dengan kebijakan moneter longgar dan ekspansi likuiditas, dengan pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai 8% (yoy) pada September 2025, lebih tinggi dibandingkan 6,5% (yoy) pada Juni 2025," ujar Purbaya dalam konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), dikutip pada Selasa (4/11/2025).
Kebijakan peningkatan likuiditas perekonomian serta stimulus pemerintah ditargetkan bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% pada kuartal IV/2025 dan sebesar 5,2% untuk keseluruhan tahun 2025.
Adapun Bank Indonesia (BI) akan meningkatkan likuiditas dengan menerapkan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) yang berbasis kinerja dan forward looking mulai 1 Desember 2025.
Besaran insentif KLM terdiri atas insentif lending channel maksimal sebesar 5% dari dana pihak ketiga (DPK) dan insentif interest rate channel sebesar 0,5% dari DPK.
Sektor yang mendapatkan insentif lending channel antara lain sektor pertanian, industri, hilirisasi, jasa, ekonomi kreatif, konstriksi, perumahan, UMKM, koperasi, dan sektor-sektor prioritas pemerintah.
"Besaran insentif lending channel memperhitungkan faktor penyesuaian atas realisasi pertumbuhan kredit/pembiayaan dibandingkan komitmen pertumbuhan kredit/pembiayaan periode sebelumnya. Sementara, besaran insentif interest rate channel didasarkan pada tingkat kecepatan perbankan dalam menyesuaikan suku bunga kredit/pembiayaan baru terhadap suku bunga kebijakan BI," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo. (dik)
