JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan pihaknya akan mendorong kementerian dengan anggaran besar untuk segera merealisasikan belanja.
Purbaya mengatakan program ini akan mulai dilaksanakan mulai bulan depan. Bila kementerian tak mampu mempercepat belanjanya, anggaran pada kementerian tersebut akan direlokasi ke program-program lain.
"Kita akan bantu, saya akan kasih waktu sampai akhir Oktober. Kalau kita perkirakan enggak bisa belanja sampai akhir tahun, kita ambil uangnya dan kita sebarkan ke program-program yang langsung siap dan berdampak ke rakyat," ujar Purbaya, dikutip pada Selasa (17/9/2025).
Purbaya mengatakan pihaknya tidak bisa menoleransi adanya dana anggaran yang menganggur. "Saya enggak mau uang nganggur," ujar Purbaya.
Sebagai informasi, Purbaya sebelumnya menyatakan bahwa percepatan belanja diperlukan untuk meningkatkan likuiditas pada perekonomian sekaligus untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Bila pemungutan pajak tidak diimbangi dengan percepatan belanja, uang yang beredar di masyarakat akan menyusut. Pajak yang dipungut juga hanya tertimbun di Bank Indonesia (BI), tidak kembali ke masyarakat.
"Kalau dibelanjain lagi enggak papa. Ini kan enggak, ditaruh sana dan santai-santai. Kering sistemnya," ujar Purbaya pada pekan lalu.
Meski demikian, Purbaya menyadari bahwa percepatan belanja bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, quick win yang diambil oleh Purbaya guna meningkatkan likuiditas pada perekonomian adalah menempatkan uang negara senilai Rp200 triliun ke bank-bank BUMN.
Secara terperinci, pemerintah menempatkan dana masing-masing senilai Rp55 triliun di Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Adapun penempatan uang negara di BTN mencapai Rp25 triliun, sedangkan penempatan dana di BSI mencapai Rp10 triliun.
Dana dimaksud harus digunakan untuk mendorong pertumbuhan sektor riil, bukan untuk membeli surat berharga negara (SBN). (dik)